KUMPULAN MAJAS, PERIBAHASA, DAN UNGKAPAN
MAJAS atau GAYA BAHASA ialah cara
pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan
perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Gaya bahasa ada yang
bersifat umum, ada pula yang bersifat perseorangan. Gaya bahasa yang bersifat
perseorangan inilah yang tidak dapat di pelajari. Berikut ini adalah
macam-macam dari majas.
MACAM-MACAM MAJAS PENEGASAN
Majas Klimaks : Adalah semacam gaya
bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin
meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman,
dan pengalaman harapan.
1. Majas
Antiklimaks: Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin
lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang
kaya, pendiam, dan tidak terkenal namany
2. Majas
Koreksio: Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan
makan.
3. Majas
Asindeton : Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang
disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita
detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
4. Majas Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam
kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
5. Majas
Eksklmasio : Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan
bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
6. Majas
Enumerasio : Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan
satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu
nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu
membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
7. Majas
Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi
rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya
hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain
sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh :
ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
8. Majas
Apofasis atau Preterisio : Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang
menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau
mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta
rupiah uang negara
9. Majas
Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik
tangga ke atas.
10. Majas
Aliterasi: Adalah gaya bahasa berupa
perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
11. Majas
Paralelisme: Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada
baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu
minta, aku akan datang
12. Majas
Tautologi: Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau
mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu
tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
13. Majas
Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
14. Majas
Anastrof atau Inversi : Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat
kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia
meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
15. Majas
Retoris : Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan
tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan
sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang
tidak ingin hidup ?
16. Majas
Elipsis: Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat
yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh :
Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
17. Majas
Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
18. Majas
Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan
dalam kalimat.
19. Majas
Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang
berlainan.
20. Majas
Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
21. Majas
Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
22. Majas
Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata
penghubung.
MACAM-MACAM MAJAS PERBANDINGAN
Majas Litotes: Ungkapan berupa
penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh:
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku atau
Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
1. Majas
Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan
tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit. Contoh: Kita berjuang
sampai titik darah penghabisan
2. Majas
Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan
kepada sesuatu yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai
makhluk hidup. Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
3. Majas
Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”,
bagai”. Membandingkan suatu dengan
keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. contoh: Kau umpama
air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.
4. Majas
Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena
mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. contoh: Cuaca mendung karena sang
raja siang enggan menampakkan diri.
5. Majas
Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang
berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Majas
Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan
lewat ungkapan rasa indra lainnya.
7. Majas
Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala
sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
8. Majas
Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya
sebagian. contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
9. Majas
Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. contoh:Dimana saya bisa
menemukan kamar kecilnya?
10. Majas
Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya.
11. Majas
Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
12. Majas
Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam
cerita.
13. Majas
Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
14. Majas
Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. contoh:Kita bermain
ke rumah Ina.
15. Majas
Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk
menyatakan maksud.
16. Majas
Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
17. Majas Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak
diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat
batang hidungnya
18. Majas
Antonomasia: Adalah yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan
seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri
pertemuan ini.
19. Majas
Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
20. Majas
Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke
sekolah (Motor merk Jupiter)
21. Majas
Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan karib.
22. Majas
Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau
tidak bernyawa.
23. Majas
Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan
objek. contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
MACAM-MACAM MAJAS PERTENTANGAN
1. Majas
Oksimoron : adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan
mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh :
Keramah-tamahan yang bengis
2. Majas
Antitesis : Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan
maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai
kewajiban terhadap keamanan bangsa.
3. Majas
Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian
uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan
belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam
berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
4. Majas
Paradoks : Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
5. Majas
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
6. Majas
Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah
disebutkan pada bagian sebelumnya.
MACAM-MACAM MAJAS SINDIRAN
1. Majas
Sinisme : Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan
terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ?
Mengapa harus bertanya kepadaku ?
2. Majas
Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam
atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau
menolak sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya!
3. Majas
Innuendo: Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi
jabatannya
4. Majas
Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
5. Majas
Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan
kutukan. Contoh: Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli,
diberi nasihat masuk ketelinga.
PERIBAHASA
Peribahasa adalah satuan gramatikal
(bisa frase, klausa, atau kalimat) yang memiliki bentuk dan makna tetap. Dalam
pengertian lain peribahasa ialah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas ,padat
yang berisi perbandingan perumpamaan, nasehat , prinsip hidup dan aturan
tingkah laku. Berikut ini adalah contoh dari peribahasa :
1. Air beriak tanda tak dalam
Artinya : Orang yang banyak bicara biasanya tak
banyak ilmunya.
Contohnya
: Andi seorang pemalas. Ia tidak pernah belajar. Akan tetapi jika bicara
ia seolah-
olah orang yang paling pandai.
2. Air tenang menghanyutkan
Artinya : Orang yang pendiam biasanya banyak
ilmunya.
Contohnya
: Dian di kelas jarang berbicara. Tapi diam-diam nilai ulangannya sangat
bagus sampai – sampai ia mendapat juara satu.
3. Air cucuran atap jatuhnya ke
pelimbahan juga
Artinya : Sifat-sifat anak biasanya menurun
dari sifat orang tuanya.
Contohnya : Pak Ahmad seorang guru. Ia
mempunyai seorang anak bernama Syafii. Cita-cita Syafii adalah ingin seperti
ayahnya menjadi seorang guru.
4. Air susu dibalas air tuba
Artinya : kebaikan yang dibalas dengan
kejahatan.
Contohnya : Dompet Giga terjatuh. Dista
menemukan dompet Giga dan mengembalikannya. Sesampainya diisana Dista malah
dihajar habis-habisan.
5. Ada gula ada semut
Artinya : Dimana banyak kesenangan disitulah
banyak orang datang.
Contohnya : Pada saat pesta parade semua
orang berkumpul untuk berpesta.
6. Ada pasang turun naik
Artinya : Kehidupan di dunia ini tak ada yang
abadi, semua senantiasa silih berganti.
Contohnya : Guntur sangat marah karena
keluarganya kehidupannya sering kekeurangan makanan.
7. Ada uang abang disayang, Tak ada
uang abang ditendang
Artinya : Hanya mau bersama saat senang tetapi
tak mau tahu disaat sedang susah.
Contohnya : Saat sukses yang semula tak kenal menjadi kenal tapi saat
Foni usahanya bangkrut semua orang menjauh darinya.
8. Ada padang ada belalang, Ada air
ada pula ikan
Artinya : Dimana pun berada pasti ada rezeki
untuk kita.
9. Bagai air di daun talas
Artinya : Pendirian seseorang yang selalu
berubah-ubah.
Contohnya : Saat ulangan Qia bagai air
di daun talas karena tak pasti akan jawabannya sendiri.
10. Bagai mendapat durian runtuh
Artinya : Mendapat suatu rezeki tanpa
disangka-sangka sebelumnya.
Contohnya : Pemulung itu senang karena
ada sekoper uang di depannya.
11. Bagai api dengan asap
Artinya : Tidak dapat dipisahkan.
Contohnya : Cinta seorang ibu ke anaknya
tak bisa di pisahkan walaupun anaknya itu durhaka.
12. Bagaikan burung dalam sangkar
Artinya : Seseorang yang merasa hidupnya
dikekang.
Contohnya : Siti punya tugas kelompok
tapi dia tak diijinkan keluar rumah. Jika tidak kelompok ia tak dapat nilai.
13. Bagai kacang lupa akan kulitnya
Artinya : Tidak tahu diri, lupa akan asalnya.
Contohnya : Tea dulu hidupnya sangat
kekurangan. Kini Tea menjadi orang kaya ke 4 se- Indonesia. Perubahan pada sikap
Tea pun mulai muncul dimana saat bertemu temannya ia memalingkan wajah.
14. Berguru kepalang ajar, Bagai
bunga kembang tak jadi
Artinya : Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati
dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
15. Bersatu kita teguh, Bercerai
kita runtuh
Artinya : Kuat kalau bersatu, lemah kalau
berpecah belah.
16. Berat sama dipikul, Ringan sama
dijinjing
Artinya : Susah ataupun sama dirasakan
bersama-sama.
Artinya : Besar pengeluaran daripada pendapatan.
Contohnya : Jatah uang jajan Yono 5000/hari,
karena kelaparan uangnya pun habis sampai- sampai ia meminjam uang 3000 ke
temannya.
18. Dimana kayu bengkok, Disana
musang mengintai
Artinya : Orang yang sedang lengah mudah
dimanfaatkan oleh musuhnya.
19. Dimana bumi dipijak, Disitu
langit dijunjung
Artinya : Dimana pun kita tinggal atau berada,
maka adat-istiadatnya harus diikuti.
20. Dibujuk ia menangis, Ditendang
ia tertawa
Artinya : Mau bekerja dengan baik bila sudah
mendapat teguran.
21. Ditindih yang berat, Dililit
yang panjang
Artinya : Kemalangan yang darang tanpa bisa
dihindari.
22. Enak makan dikunyah, Enak kata
diperkatakan
Artinya : Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan
terlebih dahulu.
23. Harimau mati meninggalkan belang
Artinya : Orang baik jika sudah tiada selalu
dikenang jasa-jasanya.
Contohnya : Fatimah menjadi bagian wanita
hebat, karena ia membuat bendera “sang merah putih”. Sampai saat ini semua
orang menggunakan bendera “sang merah putih” saat upacara berlangsung.
24. Jauh dimata, Dekat dihati
Artinya : Dua orang yang tetap merasa dekat
meski tinggal berjauhan.
Contohnya : Walaupun Rere kuliah di
Jerman. Ia merasa cinta ibunya tak pernah pudar.
Artinya : Disebabkan kesalahan kecil maka
mendapatkan kerugian yang sangat besar.
Contohnya : Fahlan setiap ulangan selalu
mencontek Desba. Saat ulangan semester Desba pindah sekolah. Karena selalu
mencontek ia pun bingung. Akhirnya Fahlan pun tidak puas dengan nilainya.
26. Lain di bibir lain di hati
Artinya : Perkataan yang tidak sesuai dengan
kata hatinya, tidak jujur.
Contohnya : Afi belum membayar uang kas
kelas. Ia meminta ibunya uang Rp.20.000 padahal uang kas hanya membayar Rp.
10.000.
27. Lempar batu sembunyi tangan
Artinya : Seseorang yang melakukan sesuatu
tetapi tidak mau bertanggung jawab.
Contohnya : Ema tak sengaja kentut di
kelas. Sekelas pun dibuat bingung. Guru pelajaran pun masuk, ia bertanya “siapa
yang buang angin di sini?”. Ema pun menuduh Sosdu yang buang angin, karena
Sosda takut dengan Ema.
28. Malu bertanya sesat dijalan
Artinya : Orang yang malu bertanya akhirnya
tersesat dan terpuruk karena keputusannya.
Contohnya : .Cika tak memahami pelajaran
aljabar. Ia tak berani bertanya kepada gurunya karena ia terkenal sebagai anak
pemalu. Saat ulangan pun tiba Cika pun gelisah. Akhirnya ia pun mendapat nilai
yang tidak memuaskan.
29. Maksud hati memeluk gunung, Apa
daya tangan tak sampai
Artinya : Cita-cita besar, tetapi tidak mampu
untuk meraihnya.
Contohnya : Vita sudah berumur 30 tahun.
Cita-citanya baru muncul bahwa ia ingin menjadi penyanyi cilik.
30. Masuk di telinga kanan, Keluar
di telinga kiri
Artinya : Tidak menuruti nasihat yang diberikan.
Contohnya : Ibu memarahi Rea karena di
bandel. Neneknya pun di buat jengkel oleh Rea dan neneknya memarahinya. Ayah
juga memarahi Rea karena sikapnya tak berubah menjadi lebih baik.
31. Membagi sama adil, Memotong
sama panjang
Artinya : Jika membagi ataupun memutuskan
sesuatu harus adil dan tidak berat sebelah.
Contohnya : Hakim memutuskan perkara itu
dengan adil.
32. Menang jadi arang, Kalah jadi
abu
Artinya : Kalah ataupun menang sama-sama
menderita.
33. Rajin pangkal pandai, Hemat
pangkal kaya
Artinya : Untuk mendapat kepandaian kita harus
belajar, untuk mendapatkan kekayaan kita harus hemat.
Contohnya : Mulai sejak dini Jeje sudah
senang menabung. Jeje sudah bisa membaca mulai umur 1 tahun, karena itu ia juga
senang membaca ataupun belajar.
34. Sambil menyelam minum air
Artinya : Melakukan beberapa pekerjaan
sekaligus.
Contohnya : Samyy ialah seorang
mahasiswa. Ia mempunyai banyak teman dilingkungannya. Ia pun memanfaatkan
ilmunya untuk mencari pasangan.
35. Sakit sama mengaduh, Luka sama
mengeluh
Artinya : Seiya sekata dalam sebuah keadaan.
Contohnya :
36. Seberat-berat mata memandang,
Berat juga bahu memikul
Artinya : Seberat apapun penderitaan orang
yang melihat, masih menderita orang yang mengalaminya.
Contohnya : Boo hidupnya pas-pasan. Tak
sengaja Ibu Seo berpapasan dengan Boo. Ibu Seo pun menangis karena melihat Boo
hanya makan nasi.
37. Seperti telur diujung tanduk
Artinya : Berada pada posisi sulit dan serba
salah.
Contohnya : Yosa menjadi ketua kelompok.
Sebagai ketua Yosa harus menyampaikan pendapatnya. Tapi setiap Yosa
menyampaikan pendapatnya temannya selalu tidak setuju.
38. Seperti ilmu padi, kian berisi
kian merunduk
Artinya : Seseorang yang semakin pintar, biasanya
semakin rendah hati.
Contohnya : Yaya kian hari makan pintar.
Tak heran banyak orang yang senang mengaguminya. Selain pintar ia tak pernah
sombong dengan kepintarannya.
39. Sepandai-pandai tupai meloncat,
Pasti akan jatuh juga
Artinya : Sepandai-pandainya manusia pasti pernah
melakukan kesalahan juga.
Contohnya :Ryan membunuh Ezza karena
termakan cemburu tapi ia tetap ketauan polisi karena ada bekas sidik jari Ryan
di golok itu.
40. Sekali merengkuh dayung, Dua
tiga pulau terlampaui
Artinya : Dengan sekali bersusah payah, dua tiga
keinginan terlaksana.
Contohnya : Ika tiap malam selalu
belajar. Hari libur pun Ika tetap belajar. Saat
ulangan pun tiba. Nilai Ika
sangat memuaskan ia mendapat juara 1 di kelas.
41. Tak ada gading yang tak retak
Artinya : Tidak ada satu pekerjaan manusia yang
hasilnya sempurna.
Contohnya : Ketika menutup pidatonya Pak Kades ingin
menyatakan permintaan maaf atas segala kekurangannya, karena ia merasa bukanlah
seorang yang sempurna. Maka Pak Kadespun berucap : "Demikian, pidato yang
dapat saya sampaikan, saya mohon maaf bila ada kekurangan. Saya adalah manusia
biasa yang tidak sempurna
42. Tak ada rotan akar pun jadi
Artinya : Dapat memanfaatkan apa saja.
Contonhnya : Penghapus Caca pun habis
jadi ia menggunakan karet gelang.
43. Tong kosong nyaring bunyinya
Artinya : Orang yang banyak bicara biasanya
tidak berilmu.
Contohnya
: Andi seorang pemalas. Ia tidak pernah belajar. Akan tetapi jika bicara
ia seolah-olah orang yang paling pandai.
44. Tua-tua keladi, Makin tua makin
menjadi
Artinya : orang tua yang bersikap seperti anak
muda, terutama dalam masalah percintaan.
Contohnya : Umur kek Datuh sudah 88 tahun, tapi ia suka menggoda cewek
kampus.
45. Ada asap ada api
Artinya : Tak dapat dipisahkan, munculnya suatu
kejadian / masalah pasti ada penyebabnya.
46. Air besar batu bersibak
Artinya : Persaudaraan akan bercerai berai apabila
terjadi perselisihan.
47. Bagai mencincang air
Artinya : Mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
48. Bagai musuh dalam selimut
Artinya : Musuh dalam kalangan / golongan sendiri.
49. Bertepuk sebelah tangan
Artinya : Kebaikan yang hanya dari satu pihak.
.
50. Hangat-hangat tahi ayam
Artinya : Kemauan yang tidak tetap
Ungkapan
Ungkapan atau Idiom (dari bahasa
Belanda: idioom; bahasa Latin: idioma, "properti khusus"; bahasa
Yunani: ἰδίωμα - "ungkapan khusus"). Ungkapan atau idiom adalah
kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud dalam arti kias. Makna lain dari
ungkapan hampir sama dengan peribahasa atau perumpamaan, hanya saja ada
beberapa macam jenis kalimat yang membedakannya, terutama dalam penggunaannya.
Berikut ini adalah contoh dari ungkapan :
Ungkapan dengan bagian tubuh
1. Kecil hati = Penakut
Contohnya
: Ebi selalu takut akan setiap nilainya.
2. Tebal muka = Tidak mempunyai
rasa malu
Contohnya
: Bubo setiap jam selalu buang gas di kelas tapi Bubo termasuk anak yang tak
pernah merasa malu.
3. Buah tangan = Oleh-oleh
Contohnya
: Karena berlibur ke Bali Tony membelikan oleh-oleh ke tetanggnya.
4. Makan hati = Sedih karena orang lain.
Contohnya
: Soba selalu membuat orang tuannya susah & menderita batinya akan segala
sikap maupun tingkah laku Soba.
5. Besar hati = Sombong
Contohnya
: Dodi selalu sombong terhadap ke gantengannya.
6. Geli hati = Lelucon
Contohnya
: Caca selalu membuat para teman-temanya tertawa akan sikapnya.
7. Naik kuda lumping = Gila
Contonya : Karena di
PHK Oki stres dan menjadi gila.
8. Lapang hati = Sabar
Contohnya
: Bobi selalu sabar akan nasibnya kini.
9. Tinggi hati = Sombong
Contohnya
: Wepi setiap ulangan mendapat nilai 100 sehingga ia selalu sombong dan
merendahkan orang lain.
10. Panjang tangan = Suka mencuri
Contohnya
: Tasia ialah anak yang suka mencuri barang temannya.
11. Berkeras hati = Menurut
kemauannya sendiri
Contohnya
: Sonya tidak mau mendapat pendapat terhadap semua hal. Walau pun salah ia
tetap menggunakan kemauannya sendiri.
12. Jatuh hati = Menjadi cinta
Contohnnya
: Karena kecantikan Sasa, Dika menjadi jatuh cinta kepada Sasa
13. Mendua hati = Bimbang
Contohnya
: Teti bingung dan bimbang hatinya tentang perasaanya kepada Joky.
14. Kepala batu = Bandel
Contohnya
: Fahmi memang anak yang sangat bandel ia tak pernah menurut perkataan orang
tuanya.
15. Berhati batu = Tidak menaruh
belas kasihan
Contohnya : Ima sangat haus sehingga ia
meminta minum ke Dehi. Tapi Dehi tidak memberinya minum, karena Dehi tak punya
rasa kasihan.
16. Berhati tungau = Penakut
Contohnya : Edi itu memang anak yang sangat
penakut akan setiap guru di sekolahnya.
Ungkapan dengan kata indra
1. Perang dingin = Perang tanpa
senjata, hanya saling menggertak
Contohnya : Kakek
bercerita bahwa ia pernah mengalami perang tanpa senjata di medan perang..
2. Uang panas = Uang yang tidak
halal
Contohnya : Wahis
suka menarget uang para penjual di pasar.
3. Melihat dengan mata kepala =
Secara langsung
Contohnya : Zusi
selalu melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa saat ulangan Andre selalu
mencontek.
4. Memasang mata = Melihat
baik-baik
Contohnya : Saat
berjalan Hengo selalu berhati-hati dan melihat dengan baik-baik.
5. Membuang mata = Melihat-lihat
Contohnya : Kikuk sedang melihat-melihat
keramaian di pasar.
6. Terbuka matanya = Mulai
tahu/mengerti
Contohnya : Geby mulai memahami akan
macam-macam warna.
7. Mata Telinga = Kaki Tangan
Contohnya :Totot
menjadi kaki tangan di desanya.
8. Mata hati = Perasaan Dalam Hati
Contohnya : Aode
menggunakan perasaan untuk memilih pasangan yang tepat.
9. Tangan kanan = Orang kepercayaan
Contohnya
: Karena perusahaannya berhasil Dede menjadi orang kepercayaan oleh para
karyawan.
Ungkapan dengan nama binatang
1. Kambing hitam = Orang yang
disalahkan
Contohnya : Karena Oxa sabar ia selalu menjadi
orang yang di salahkan.
2. Kuda hitam = Pemenang yang tidak
diunggulkan
Contohnya : Walaupun Lepo menjadi juara utama
ia akan selalu menjad tak pernah di unggulkan karena Lepo sombong.
3. Kutu buku = Orang yang suka
membaca
Contohnya
: Nilai Bimo selalu bagus karena dia suka membaca buku.
Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1. Sebatang kara = Hidup seorang
diri
Contohnya : Karena semua keluarganya sudah
tiada Yohi hidup sendiri.
2. Naik daun = Mendapat nasib baik
Contohnya : Sammy setiap lagunya selalu
mengalami nasib yang baik terus.
Ungkapan dengan kata bilangan
1. Berbadan dua = Sedang mengandung
Contohnya : Setelah 2 tahun bersama kini Dini
pun sudah mengandung.
2. Diam seribu bahasa = Tidak
berkata sepatah kata pun
Contohnya : Karena terpanah asmara Siska pun
tak bisa bicara apapun..
3. Bersatu padu = Bersatu
benar-benar
Contohnya : Kelas IX-J selalu bersatu akan
setiap perlombaan.
4. Bersatu hati = Seiya sekata
Contohnya : Keluarga Abi selalu bersatu hati.
6. Tiada duanya = Tidak ada
bandingannya
Contohnya : Kecantikan Christi memang tiada yang menandingi.
7. Telah dua kepalanya = Mabuk
Contohnya : Karena minum miras Polo menjadi
mabuk.
8. Mendua hati = Ragu-ragu
Contohnya : Koko selalu ragu-ragu karena
dilanda ketidakpastiannya saat berlomba.
9. Setengah hati = Tidak dengan
bersungguh-sungguh
Contohnya : Jobi disuruh ibunya menyapu tapi
ia menyapu dengan malas-malasan.
10. Bekerja setengah-setengah =
Tanggung
Contohnya : Erda anak yang malas ia selalu
bekerja tidak sungguh-sungguh.
11. Jalan tengah = Keputusan yang
diambil dari dua pendapat secara adil
Contohnya : Jalan keluar dari permasalahan tak
kunjung ada maka para Mentri mengambil keputusan dengan adil.
12. Setengah tiang = Pengibaran
bendera tanda berduka cita
Contohnya : Karena orang ternama itu telah
tiada maka negeri pun memberi penghormatan pengibaran bendera tanda sedang
berduka.
13. Pertemuan empat mata =
Pertemuan hanya dua orang
Contohnya : Pak SBY sedang melakukan pertemuan
rahasia dengan Duta besar Australia.
14. Kaki lima = Lantai di muka
pinti atau di tepi jalan
Contohnya : Ifan ayahnya seorang
pedagang yang terkenal.
15. Tujuh keliling = Nama penyakit
kepala yang sangat keras
Contohnya : Karena Ugeg sangat nakal
sampai-sampai ibunya pusing keras.
Komentar
Posting Komentar