Unsur-unsur pembentuk karya sastra dibedakan menjadi 2 bagian yaitu unsur intrinsik ( unsur dalam karya ) dan unsur ekstrinsik ( faktor luar ).


Unsur-unsur pembentuk karya sastra dibedakan menjadi 2 bagian yaitu unsur intrinsik ( unsur dalam karya ) dan unsur ekstrinsik ( faktor luar ).
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada di dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik meliputi :
a. Tema : gagasan, ide, atau pikiran utama / pokok pikiran yang menjiwai sebuah karya sastra yang digunakan sebagai dasar penulisan suatu karya sastra.
b. Latar ( seting ) : unsur dalam suatu karya sastra yang menunjukkan dimana, bagaimana dan kapan peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Latar ada tiga macam :, yaitu :
– Latar tempat / geografis, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam karya tersebut.
– Latar waktu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kapan terjadinya dalam karya tersebut.
– Latar sosial, yaitu latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c. Alur ( plot ) : jalan cerita di dalam karya sastra atau unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan ( koherensi ) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab akibat, tokoh, tema atau ketiganya. Alur dibagi menjadi tiga ( 3 ) yaitu :
– Alur maju
– Alur mundur
– Alur campuran / maju-mundur
d. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam karya sastra. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita.
e. Karakter : perwatakan : sifat-sifat yang diperankan oleh setiap tokoh cerita.
f. Konflik : permasalahan-permasalahan yang muncul dalam cerita. Konflik dibedakan menjadi dua ( 2 ) yaitu :
– Konflik batin : masalah yang timbul pada diri si pelaku.
– Konflik antar pelaku : masalah yang timbul diantara tokoh-tokoh dalam cerita.
g. Sudut pandang : posisi pengarang atau penempatan diri pengarang di dalam cerita yang dibuatnya. Sudut pandang ada tiga ( 3 ) yaitu :
– Orang pertama : pengarang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita yang dibuatnya. Biasanya menggunakan kata ganti orang pertama ( aku, saya )
– Orang kedua : pengarang terlibat di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh utama.
– Orang ketiga : pengarang sama sekali tidak terlibat dalam cerita. Biasanya menggunakan kata ganti ( dia, ia ).
h. Gaya bahasa : cara yang khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.
i. Amanat : pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita atau karxa yang dibuatnya.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra, tetapi sangat berpengaruh teqhadap karya sastra :
Contoh :
a. Agama pengarang
b. Pendidikan pengarang
c. Ekonomi pengarang
d. Lingkungan tempat tingal pengarang
e. Kejadian yang terjadi di lingkungan pengarang.
A. Penjelasan Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.
B. Inilah jenis majas
Berikut di bawah ini jenis-jenis Majas dilengkapi dengan contohnya:
1. Gaya Bahasa Pertentangan
a. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.
b. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku tidaklah Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
c. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2 (dua) pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa kesepian di kota yang ramai ini.
d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film tersebut.


Komentar

Postingan Populer