LAJU REAKSi
1. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah
laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya produk (hasil reaksi).
Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia,
sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi) menjadi
zat baru yang disebut sebagai produk. Reaksi kimia digambarkan seperti pada
bagan berikut.
Beberapa reaksi
kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam air akan
menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan
kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak
tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi,
misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat
lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi.
Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu
yang dinyatakan dengan molaritas. Apakah yang dimaksud molaritas? Simak uraian
berikut.
1.1. Molaritas
sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju Reaksi
Molaritas
menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang
dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut.
M = n/V
Keterangan :
n = jumlah mol
dalam satuan mol atau mmol
V = volume dalam
satuan L atau mL
Bagaimana cara
menggunakan dan menghitung molaritas? Kalian akan mengetahuinya dari
contoh-contoh soal berikut.
Contoh Soal
Molaritas (1) :
Sebanyak 17,1 g
sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL. Tentukan
kemolaran sukrosa.
Penyelesaian:
Diketahui :
Mr sukrosa = 342
Massa (m) sukrosa
= 17,1 g
Volume larutan =
500 mL
Ditanyakan :
Molaritas sukrosa.
Jawaban :
n sukrosa =
massa/Mr = 171/342 = 0,05 mol = 50 mmol
M sukrosa = n/V =
50 mmol / 500 mL = 0,1 M
Jadi, molaritas
sukrosa tersebut adalah 0,1 M.
Contoh Soal
Molaritas (2) :
Berapa gram soda
kue (NaHCO3) yang diperlukan untuk membuat 150 mL larutan NaHCO3 0,5 M? (Ar Na
= 23, H = 1, C = 12, 0 = 16)
Pembahasan :
Diketahui :
Molaritas NaHCO3 =
0,5 M= 0,5 mol/L
Volume larutan =
150 mL = 0,15 L
Ditanyakan :
Massa NaHCO3 ?
Jawaban :
n =M xV = 0,5
mol/L x 0,15 L = 0,075 mol
massa = mol x Mr =
0,075 x 84 = 6,3 g
Jadi, massa soda
kue tersebut adalah 6,3 g.
Pembuatan suatu
larutan dapat juga dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah ada, dengan
catatan molaritas larutan yang akan dibuat lebih rendah dari molaritas larutan
yang sudah ada. Misalnya di laboratorium hanya ada larutan HCl 1 M, sedangkan kita
memerlukan larutan HCl 0,5 M sebanyak 100 mL, bagaimana kita mendapatkannya?
Gambar 1.
Pengenceran.
Pada gambar 1 (a)
:
sebelum
pengenceran
V = V1
M = M1
n = n1
Pada gambar 1 (a)
:
sebelum
pengenceran
V = V2
M = M2
n = n2
Dalam pengenceran,
jumlah zat terlarut tidak berubah sehingga jumlah molnya tetap. Jadi, n1 = n2
atau M1 x V1 = M2 x V2. Rumus ini biasa disebut sebagai rumus pengenceran.
Dari gambaran cara
tcrsebut, maka larutan HC1 0,5 M sebanyak 100 mL dapat dibuat dengan
mengencerkan larutan HC1 1M. Volume HC1 1 M yang dibutuhkan dicari melalui
rumus pengenceran.
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1 = 100 x 0,5
V1 = 50 mL
Jadi, kita bisa
mclakukannya dengan mengambil 50 mL HC1 1M, kemudian kin masukkan ke dalam labu
ukur 100 mL lalu ditambahi air hingga tanda batas, dan 100 ml Larutan HCl 0,5 M
telah selesai dibuat.
Gambar 2. Larutan
asam sulfat 97%.
Apabila yang
tersedia di laboratorium hanya larutan pekat yang diketahui massa jenis dan
kadarnya tanpa diketahui konsentrasinya, misalnya larutan asam sulfat dengan
kadar 97% dan massa jenisnya 1,8 kg/L, maka molaritas H2SO4 tersebut dapat
ditentukan dengan rumusan berikut.
Untuk menghitung
molaritas larutan H2SO4 dengan kadar 97% dan massa jenis 1,8 kg/L, kita tinggal
memasukkan data ke dalam rumus hingga diperoleh molaritas asam sulfat tersebut
sebesar 17,82 M seperti pada perhitungan berikut.
1.2. Rumus Laju
Reaksi
Laju reaksi kimia
bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara matematis untuk
memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia: A → B, maka laju berubahnya zat A
menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat B yang
terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B)
akan bertambah. Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil
reaksi pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram
perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi.
Berdasarkan gambar
tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan sebagai:
a. berkurangnya
jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per satuan waktu, atau : , dengan r = laju reaksi, - d[R] =
berkurangnya reaktan (pereaksi), dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi : A →
B, laju berkurangnya zat A adalah :
b. bertambahnya
jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan waktu, atau : , dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi
produk (hasil reaksi). Untuk reaksi : A → B, laju bertambahnya zat B adalah : .
Bagaimana untuk
reaksi yang lebih kompleks, semisal : pA + qB → rC.
Untuk reaksi
demikian, maka :
Dalam perbandingan
tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya menunjukkan sifat
perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing sama, maka
perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di sisi lain,
konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula dengan
koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan
koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
rA : rB : rC = p :
q : r
Perhatikan contoh
soal berikut.
Contoh Soal Laju
Reaksi (3) :
Pada reaksi
pembentukan gas SO3 menurut reaksi: 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g), sehingga
diperoleh data sebagai berikut.
No. [SO3] mol/L Waktu (s)
1 0,00 0
2 0,25 20
3 0,50 40
Tentukanlah:
a. Laju bertambahnya
SO3
b. Laju
berkurangnya SO2
c. Laju
berkurangnya O2
Penyelesaian :
Diketahui :
Persamaan reaksi :
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
Data konsentrasi
(pada tabel).
Ditanyakan :
a. r SO3.
b. r SO2.
c. r O2.
Jawaban :
a. Δ[SO3] = [SO3]3
– [SO3]2 = 0,50 – 0,25 = 0,25 M
Δt = t3 – t2 = 40
– 20 = 20 s
r SO3 = = =
0,0125 M/s
Jadi, laju
bertambahnya SO3 sebesar 1,25 x 10–2 M/s.
b. Karena
koefisien SO2 = koefisien SO3, maka:
r SO2 = – r SO3 =
– 0,0125 M/s
Jadi, laju berkurangnya
SO2 sebesar –1,25 x 10–2 M/s
c. r O2 = - ½ x r
SO3 = - ½ x 0,0125 = - 0,00625 M/s
Jadi, laju
berkurangnya O2 sebesar – 6,25 x 10–3 M/s
Setelah kalian
mempelajari apa itu laju reaksi dan bagaimana menentukan besarnya laju reaksi
zat dalam persamaan reaksi, maka dapat kalian simpulkan bagaimana cepat
lambatnya suatu reaksi kimia berdasarkan laju reaksi zat tersebut. Jika laju
reaksi zat itu besar, maka reaksi berlangsung cepat, dan sebaliknya, jika laju
reaksi zat kecil, maka reaksi berlangsung lambat. Nah, sebenarnya apa yang
mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi kimia? Berikut ini akan kalian
pelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, termasuk di dalamnya
teori tumbukan.
Komentar
Posting Komentar